EsaBoim

Aku adalah telapak tangan.
Kamu adalah kupu-kupu indah.
Yg hinggap di antara sela jemari.
Aku tak ingin bergerak, berkedip pun enggan.
Melihat indahmu pun aku bahagia.

Aku takkan memilikimu, karena jika aku mengepal kau akan hancur, sayap warna warni pun takkan lg terbentuk.
Aku tak berharap banyak, jika kau ingin terbang sekalipun, aku izinkan.

Tapi jika itu terjadi dan jika kau kembali, aku tak bisa berjanji, aku akan meregangkan telapakku atau  mengepalnya. Mengepal dua telapak tak erat, karena aku melindungi sesuatu di dalamnya.

Aku hanya dapat melindungi 1, jika 2. akan ada 1 yg terjepit tersakiti. Aku tak ingin menyakiti. Aku hanya ingin melindungi. Itu saja....!!!

Kesalahan yg terjadi. Sudah biarkan saja.
Menyesalinya lalu kembali ke masa.
Mengulanginya, bodohnya sang raja.
Aku belajar,semoga saja.

Jika nanti ada, aku berusaha
Melawan ego menyempitkan asa
Rasa tertuang membias cahaya
Kesalahan sama, takkan ada

Aku memeluknya,jemari tak meregang lepas
Aku sabar, Hati tercipta lalu membias
Aku mengerti, cinta tulus tanpa rias
Aku serius, hidup bersama cerita lawas

Jika ini kesalahanku lagi, ajarkan aku untuk baiki diri,
salah, sering terjadi pada kami,
Karena Aku hanya manusia dg harga diri yg tidak tau diri.

Di kedai coffe ini aku sendiri.
Ini caraku melupakan segala kepenakan maupun gelisah.
Meja pun hanya ada 1 cup gayo,asbak dan sebatang rokok yg telah terhisap.
Sendiri itu menenangkan.
Mendengar tamu yg lain saling bicara.
Meski tak mengenal.aku sperti telah bergabung dg mereka.. saling membicarakan masalah yg dihadapi.
Itu hanya imajinasiku saja.
Tapi aku menyukainya.
Ketenangan ini yg aku suka.
Hati berdetak normal, pikiran tertumpuk telah hilang.
Yg tersisa hanya pahit gayo ini dg sedikit asamnya.
Berlama-lama disini pun aku sanggup.

Jika wanita menjadi tll sabar, lalu si pria menyukainya. Si pria pun terus semena-mena, ingin mencoba, sejauh mana si wanita akan bertahan dalam kesabrannya.
Itu terus berlanjut beberapa bulan. Pria membuat wanita seperti sebuah mainan, menjatuhkannya bertubi-Tubi seakan si wanita tak bernyawa.

Sudah menjadi biasa pria melakukannya. Sampai-sampai sudah diluar batas. Si pria tidak menyadarinya karena telah dianggap biasa.

Saat itu pun si wanita muak dg perlakuan sang pria. Dia marah,mencaci,berkata tidak pantas. Lalu si pria tidak terima,diperlakukan seperti itu. Pria dg ego dan harga diri tinggi, meradang...dia marah lalu mencaci pula si wanita.

Wanita dan pria itu sakit hati atas cacian yg di lontarkan. Lalu mereka memutuskan untuk berpisah.

Beberapa minggu kemudian, pria itu sadar dan menyesalinya, bukan kesalahan siwanita,melainkan pria...
Pria berkata : "aku menyesal, mempermainkannya, aku khilaf karena emosi mempengaruhiku, mungkin ini fatal, aku menyesalinya, untuk meminta maaf pun aku tak pantas,biarkan dia lebih bahagia tanpa orang sepertiku."

Apa kau tau? Kalau pria itu...AKU..!!

Sudah berkali-kali aku mencintai
Berkali kali pula, menyakiti
Entah kesalahan fatal atau hanya prediksi
Tapi sekarang aku menyadari

Pernah aku mencintai dengan amat sangat
Lalu terjatuh,terkoyak dan tercabik hasrat
Kejadian terakhirpun, rencana tercipta
Lali menghalalkannya untuk bersama.

Lagi-lagi seperti ini.
Meski tidak sesakit dahulu,tak lg terisi
Sakit tetaplah sakit,ini baru terjadi
atau karena sudah terbiasa melindungi.

Sulit untukku mencintai
Sebab rasa sampai saat ini aku tak mengrti.
Ego,bosan, atau aku yg tak tau diri?
Terkenang dlm asa,larut rasa dlm diri.

Seperti minyak dan api, ego terlepas,kami pun meremas, dada terpelintir menahan luka, sayatan kata2 terucap, Binatang dan kotoran menyemangati,
Sekarang kami sadar. Bahwa kami species yg sama. Seperti kotoran binatang.

Aku beruntung, tadi saat dia datang mengetuk pintu, aku berhadapan dengannya, tapi aku tak melihat matanya.
Mata indah yang aku menyukainya.
Dia datang setelah 4bulan pergi, untuk mengambil notebook yg dlu telah rusak.

Itu seperti merobek kembali hati, yang telah merapat. Kurang ajar, hati ini menganga, mengucurkan kenangan indah saat itu.
Kenangan hari2 saat kita menyatu.
Bahagia yang tak ternilai.
Sekaligus sakit saat ditinggali.

Efeknya, aku sakit, dada sesak.
Nafas terengah engah.
Untung saja, tadi aku tak melihat matamu.
Jika iya, mungkin sakitnya melebihi dikuliti.

Aku tak pernah menyesal tentang kita.
Aku bahagia yg kulalui bersama.
Hubungan ini, takkan lagi kembali.
Tapi sakit ini, takkan bisa diperbaiki.

Ini tentang kita... tentang EGO kita.

Qlo sudah sama2 kecewa itu sulitkan?
Dibatasi ego dari masing2, takkan ada 1 patah kata "maaf"..karena sama2 merasa benar.
Untuk tersenyumpun enggan,
Bicara seperlunya,bertindak sebatasnya.
Karena itulah manusia.
Saat mereka benci, mereka lupa akan perasaan.
Mereka lupa, hal2 membahagiakan dulu.
Mereka lupa, masalah yg pernah dihadapi dlu.
Ego masih menjadi sisi hitam yang tak mungkin terhapus begitu saja.
Bersama menjadi malam. Matahari siang entah kmna.
Tak ada senja maupun hujan, hanya gemuruh dg awan hitam.
Mungkin akan menyesal nanti.
Atau menjadi pelajaran!
Entahlah...?